Pada akhirnya, titik puncak air ini sendiri bukanlah mengenai habisnya air mentah tawar yang ada dibumi, melainkan lebih kearah tercapainya batasan - batasan dibidang fisik, ekonomi, serta lingkungan sekitar mengenai cara mencukupi berbagai permintaan manusia akan air guna keperluan sehari - hari, dan juga tingkat penurunan ketersediaan air yang ada perlahan - lahan. Otomatis, hal ini membuat hidup manusia sengsara karena semua makhluk hidup sangat bergantung kepada air. Walaupun indonesia tidak mengalami kekurangan air secara nasional, tapi kita sudah harus berbenah diri dan menjamin keamanan pasokan air.
Selanjutnya kita akan beranjak ke perbandingan - perbandingan mengenai titik puncak yang terdapat di air dan minyak. Garis lengkung Hubbert sendiri telah menjadi populer dan banyak digunakan dikomunitas - komunitas sains dengan tujuan untuk memprediksi semakin berkurangnya berbagai macam sumber daya alam yang ada dibumi dimana hal ini tidak terbatas pada air dan minyak saja melainkan juga mineral bahkan hewan yang sering dijadikan komoditi langka layaknya harimau sumatra dan badak jawa. Garis lengkung Hubbert ini sendiri kurang begitu dipahami oleh masyarakat awam.
Seorang ilmuwan bernama M King Hubbert adalah orang pertama yang menciptakan alat pengukuran yang satu ini ditahun seribu sembilan ratus lima puluh enam (1956) silam dengan tujuan untuk mengukur banyak sekali sumber daya alam yang bisa habis jumlahnya, seperti misalnya batu bara, minyak, gas bumi, dan juga uranium, sebuah mineral yang dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan bom nuklir. Jadi walaupun diciptakan sekian puluh tahun yang lalu namun alat ini masih juga banyak digunakan sekarang, sama seperti produk profil tank yang sangat kuat dan mampu bertahan seumur hidup.
Komentar
Posting Komentar